Jumat, 09 September 2011

Share HONDA BEAT

 SATU HATI Honda Spacy VS Honda BeAT 

 PT Astra Honda Motor (AHM) memberikan harga jual yang mengejutkan buat skubek barunya Honda Spacy. Menggunakan platform yang sama dengan Honda BeAT, Spacy dijual dengan harga yang sama menariknya dengan BeAT.

Versi Spoke Wheel-nya sama-sama dilepas Rp 11,75 jutaan, sedang versi casting wheel-nya dijual sama diangka Rp 12,5 jutaan. "Harga ini kami pilih karena sudah bisa diterima masyarakat," yakin Yusuke Hori, Presiden Director, PT Astra Honda Motor (AHM).

Lalu apakah kehadiran Spacy dengan keunggulan "space" yang lebih lega bakal mengurangi penjualan Honda BeAT? "Rasanya tidak, kedua skubek ini sangat berbeda. Kami malah berharap konsumen dari merek lain yang pindah ke Spacy," harap Johanes Loman, Executive Vice President Director, PT AHM.

Menurutnya desain Honda Spacy sangat berbeda. Tampil lebih elegan menyasar konsumen muda khususnya keluarga muda yang menggunakan skubek sebagai alat transpotasi sehari-hari. Dan memiliki kecenderungan untuk membawa banyak barang.

Tak heran bila Spacy menawarkan ruang bagasi terbesar di kelasnya, volumenya mencapai 18 liter. Jok ekstra lega untuk dua orang dan pijakan kaki yang luas dan tanki bahan bakar lebih besar.
 
Sedang Honda BeAT tampil sporty, dengan desain yang futuristik. "Anak-anak muda khususnya yang masih usia sekolah menjadi sasaran konsumen Honda BeAT," jelas Sigit Kumala, General Manager Sales, PT AHM.

Masalah kemudahan berkendara, Honda BeAT dipastikan lebih unggul. Dimensinya tidak terlalu besar memudahkan handling khususnya pengendara pemula. "Lebih enak naik BeAT, bentuknya mungil. Kalau Spacy terlalu besar, kaki harus dibuka lebih lebar saat berhenti," ungkap Fanya, SPG Honda yang menemani test ride Honda Spacy di sela launching hari Rabu (4/5) lalu.  Secara spesifikasi, rangka Honda BeAT memang lebih langsing. Sedang Honda Spacy dibuat lebih lebar demi bagasi yang lebih besar. Selain itu
wheelbase BeAT lebih pendek, wajar kalau lebih lincah. Wheelbase Spacy 1.256 mm, lebih panjang dari BeAT yang hanya 1.240 mm. Meski kalah lincah, tapi Spacy tentunya unggul soal stabilitas.

Sedang fitur safety seperti side stand switch dan parking brake lock tetap sama. Bahkan tuas rem belakang diganti desainnya, agar rem parkir bisa diaplikasi dengan mudah. Oiya, satu kelebihan Spacy adalah sudah mengadopsi auto headlight on, lampu dengan langsung menyala ketika mesin dinyalakan.

Sedang mesin tak ada yang berbeda. "Semua sama sampai CVT juga sama. Perbedaan hanya pada bentuk air filter," jelas Wedijanto Widarso, Senior Manager Technical Service Division, PT AHM.

 Honda BeAT Bore Up 150 cc Rawan Bocor Kompresi


Honda BeAT idelanya memang dibore up tidak lebih dari 130 cc. Juga dengan pemakaian ukuran piston maksimal 55 mm. Tentu bukan tanpa sebab, karena BeAT memang punya blok silinder yang kurang lebar.

Kalau dibore up sampai dengan 150 cc, dipastikan juga malah rawan bocor kompresi.  Ini karena liner sangat tipis dan dekat dengan baut blok. Kompresi kerap bocor ke baut blok silinder.

Apalagi kalau piston yang dipakai adalah ukuran 58 mm atau lebih. “Akibat dari itu, gak perlu heran kalau kompresi jadi sering nyebrang ke baut blok silinder,” jelas Rio Teguh, bos tim drag bike dari tim Anker Hariot’s Key Speed Kawahara.

Rio yang sudah  lama langganan andalkan BeAT di lintasan balap trek lurus itu mengalami kebocoran kompresi ketika drag bike di Taman Harapan Indah Bekasi garapan Trendypromo Mandira. Akhirnya BeAT yang langganan juara kelas 155 cc itu tidak naik podium.

Honda BeAt 2010, Kampiun Kelas 130cc Patok Kompresi 12,7 : 1

Rasio kompresi penentu power mesin. Makin gede rasio kompresi didapat power besar. Namun harus ditunjang bahan bakar oktan tinggi. Seperti Honda BeAT pacuan M. Adi Sucipto dari tim Kawahara JP Racing, kampiun satu kelas 130 cc pemula di Indonesian Super Matic Race Seri 4 Malang lalu (28/11).

Di Sirkuit Tugu lalu, diseting kompresi 12,7 : 1. Ini kompresi maksimal atau paling tinggi karena terbatas penggunaan bahan bakar. “Wajib bahan bakar SPBU lokal. Maksimal Pertamax Plus,” jelas Alvin, mekanik yang mengorek.

Kompresi tercipta dari ubahan di sektor mesin. Pakai piston Izumi tipe high dome diameter 54,4. Namun sisi samping piston dibuat mendem 1 mm. Supaya punya endurance tinggi karena harus menempuh 15 lap setiap race-nya.

Begitupun sektor kepala silinder. Alasan serupa Alvin hanya memapas head sekitar 0,5 mm. Sebab, kalau lebih kompresi juga akan naik lagi.

Kembali soal kapasitas silinder. “Kini dengan diameter piston 54,4 mm, volume silinder sekarang bengkak jadi 127,3 cc,” jelas“Bicara seting mengacu pada regulasi yang sudah ditetapkan. Tahu sendiri, kelas 130 cc standar enggak banyak ubahan. Jadi, cuma kemampuan meracik mesin kuncinya."

Di kelas standar pemula, diameter klep tidak diubah dan masih andalkan part standar. Kini, kedua klep in dan out buka tutupnya diatur kem yang sudah dimodifikasi bubunganannya.

Klep isap (in) durasinya sekitar 271 derajat. Sedangkan untuk klep buang (ex) durasinya 272 derajat. Hitungan ini agar nafas BeAT tetap ada demi mengejar peak power putaran atas.

Bermain kelas standar, karburator kudu tetap pakai standar. Yang boleh cuma kilik aliran debit gas bakar lewat spuyer. Coba bermain aman dengan setingan basah. Pilot-jet dipatok pada angka 42 sedangkan main-jet masih tetap mengandalkan spuyer standar yaitu 100.

PAKAI ROLLER 8 GRAM RATA

Beralih ke seting seputar CVT. Lagi-lagi, tidak banyak ubahan yang dilakukan. Penggantian hanya sebatas roller. Dari setingan yang dilakukan di sirkuit ini, pria berumur 31 tahun ini mengaku menggunakan ukuran 8 gram rata.
“Awalnya pakai yang 7 gram. Tapi, lihat lay-out sirkuit Tugu karakter high speed di trek lurus dikombinasi tikungan patah yang mengharuskan bermanuver lebih pelan. Pilihan yang tepat adalah roller Kawahara 8 gram rata,” imbuh pria asli Betawi ini.
Katanya putaran atas tidak terlalu dipikirkan. Yang penting, putaran bawah meluncur lebih cepat. Sehingga, mudah melesat keluar tikungan! Gasssss!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar